Sepintas, kalau dilihat, agak sulit juga membedakan antara
ikan betutu dengan ikan pleco atau ‘sapu-sapu’. Namun, walau mirip, ternyata
keduanya berbeda sekali.
Memang, sejak geger adanya siomay yang dibuat dari daging
ikan sapu-sapu, nasib ikan sapu-sapu seakan bertambah buruk di negeri kita ini.
Dan itu, hanya menambah lengkapnya kisah sedih ikan yang sudah sejak zaman
penciptaan punya tampangnya yang ber-‘default’ prihatin.
Bayangkan; dari nama umum yang terdengar cukup keren di luar
negeri, yakni ‘pleco’, di negeri kita namanya diubah menjadi ‘sapu-sapu’.
Tak lain, sebabnya, karena ikan satu ini dikategorikan
sebagai ikan perwakilan ‘dinas kebersihan’, terutama untuk akuarium. Ia memang
tidak membawa sapu dan serokan, cuma rajin menempel di dasar kolam atau kaca
akuarium dan menyantap segala lumut atau apa pun yang menempel di situ.
Di Ibu Kota, ikan ini pun banyak hidup liar di kali Ciliwung,
yang terkenal kotor dan sarat polusi. Lalu, karena mencari selisih ekonomis
yang lebih besar, pedagang siomay menggunakan dagingnya yang sedikit itu untuk
mengganti daging ikan tenggiri yang lebih mahal harganya. Itulah ‘siomay pink’,
kata orang. Dan, semua orang seakan ikut ramai-ramai menyumpahi si pleco.
Tapi, apakah ikan pleco ini memang tidak layak dikonsumsi?
Sebetulnya, ikan ini baik-baik saja dan dapat dikonsumsi. Nilai gizinya konon
lebih tinggi daripada ikan nila dan lele. Tentu, asal ia hidup di tempat yang
lebih baik dan bersih, atau memang dibudidayakan, sehingga kemungkinan adanya
kandungan racun di tubuhnya terhindarkan. Maklum, ia pemakan segala sisa.
Itu pun, kalau memang ingin mencoba memakannya. Ketika
beragam jenis ikan lain yang berdaging tebal dan enak tersedia, sepertinya usia
ikan sapu-sapu tetap bisa relatif lebih panjang, karena terhindar dari resiko
digoreng.
Betutu, Betulkah Itu?
Lantas, bagaimana halnya dengan ikan betutu? Ikan yang satu
ini, sering disebut sebagai ikan ‘malas’, karena enggan sekali bergerak atau berpindah
tempat. Ia diam berlama-lama di suatu posisi, seakan berharap makanan akan
datang sendiri kepadanya. Kalau dibandingkan, barangkali ikan sapu-sapu sedikit
lebih rajin bergerak; maklum, sebagai wakil dinas kebersihan.
Ikan betutu ini ternyata juga sangat diincar di luar negeri.
Ada informasi bahwa harga perkilonya mencapai ratusan ribu, saking banyak yang
mencari. Tentu di pasar ikan, ikan ini jarang ditemukan. Melalui penangkaran di
sungai-sungai, ikan ini biasanya disiapkan langsung untuk ekspor. Katanya,
dagingnya gurih berserat, berwarna keputih-putihan. Diperlukan perlakuan khusus
dalam memasaknya, agar tidak hancur. Kami di Khabar Ikan pun belum pernah
mencoba.
Lebih dari itu, manfaat daging ikan betutu juga istimewa.
Bukan saja untuk membuat awet muda dan meningkatkan vitalitas, tetapi juga
untuk penyembuhan pasca operasi, agar jahitan cepat kering. Ia memiliki kadar
albumin yang baik, selain berbagai jenis vitan B, E dan F. Menurut informasi,
khasiat ikan ini juga bisa untuk mengobati autisme.
Ternyata Dua Ikan Berbeda
Memang mirip, tetapi ikan betutu dan sapu-sapu tidak ada hubungan saudara. Asal-usulnya berlainan. Walau pun ukuran dan bentuk tidak begitu berbeda jika dilihat sepintas lalu, tetapi satu menjadi hidangan di meja makan, yang satunya lagi berdiam dalam akuarium dekat meja makan itu.
Betutu
|
Sapu-sapu
| |
Nama Latin
|
Oxyelotris Marmorata
|
Hypostomus Plecostomus
|
Asal/Penyebaran
|
Asia Tanggara
|
Asli Sungai Amazon
|
Ukuran (maks)
|
70 cm (panjang)
/5 kg (berat)
|
50 cm (panjang)
|
Manfaat
|
Ikan konsumsi/Kesehatan
|
Ikan hias
|
Domain ikan sapu-sapu atau pleco memang lebih termanfaatkan
sebagai ikan hias, terutama akuarium. Apalagi, ikan ini sebetulnya mempunyai
banyak ragam warna. Kalau yang klasik hanya abu-abu hitam berbintik-bintik.
Tetapi, jenis lain seperti zebra pleco,
gold nugger pleco, medusa pleco dan lainnya. Dan, tentunya, sebagai ikan
hias, harganya menjadi harga ‘seni’, bisa murah atau mahal dan mahal sekali.
Tetapi, bukan karena berat timbangan per kilonya.
Ikan betutu, mungkin bisa juga dijadikan ikan hias, tetapi ia lebih sering dijadikan ikan konsumsi, terutama karena khasiatnya yang hebat. Menimbang potensi permintaan ikan ini sebagai ikan konsumsi, barangkali para petani dan pengusaha ikan perlu melirik peluang pembudidayaannya. Mumpung belum ramai yang menjadi pelaku.
Bagaimana pendapat Anda?
Oleh: Isrotul Qiro/Tim Khabar Ikan, 2 Juli 2015
Link: http://khabarikan.blogspot.com/2015/07/mirip-tapi-tak-sama-betutu-vs-pleco.html
0 comments:
Post a Comment